Kamis, 28 Juli 2011

Satu Malam Di Negeri Impian (part 1)

“..Who Said Dreams Are Dream?..”
Itulah Lirik Lagu Wind Dari Akeboshi.” Siapa Bilang Mimpi Hanyalah Mimpi?” Aku Sangat Setuju! Siapa Bilang Mimpi Tak akan Pernah Jadi Kenyataan? Bagiku, Hidup Berawal Dari Mimpi.
Ingin Aku Berteriak, “Aku Akan Terus Bermimpi, Dan Akan Mewujudkannya!”
Dan Salah Satu Mimpiku, Adalah Berpetualang Di Negeri  Impianku..

^O.O^

“Iva! Ayo Sarapan!” Suara Bunda Membuyarkan Lamunanku, Yang Membuatku Lupa Waktu! Segera Aku Menuju Ruang Makan. Semua Telah Berkumpul. Dan Hanya Tersisa Sebuah Kursi, Kursiku. Ehm, Aku Akan Mengawali Hari Yang Indah Ini

^O.O^

Seperti Biasa, Koridor Sangat Ramai. Bahkan Mengalahkan Volume Alunan Musik Mozart Dari Earphoneku! Duh, Selalu Saja Lupa! Namaku Ivanya Pratama. Kini, Aku Duduk Di Kelas XI, Jurusan Sastra Bahasa. Dan Aku..

“Daarrr!!!” Ah, Siapa Lagi Ini?!
“Aya! Rizka!!” Aku Langsung Berteriak Setelah Melihat Sosok Yang Kurang Kerjaan Membuatku Terkejut. Aya Dan Rizka, Sahabat-Sahabat Yang Terjail, Termenyebalkan, Dan Teraneh!! Namun Berkat Mereka, Tiada Hari Tanpa Canda Tawa Di Sekolah, Negeri  Impianku..
“Hayo... Lagi Mikirin Apa?” Kejahilan Rizka Mulai Terjangkit

“Jangan-Jangan...”
“Don’t Be Lebay, Please!!” Cepat-Cepat Ku Potong Ucapan Aya, Takut-Takut Ucapkan *Teetttt*. Dan Disaat Itu, Mataku Terpaku Padanya..
“Ciecie.!!” Ah, Ganggu Aja Ni Makhluk Dua
“Udah Ah! BT Lama-Lama Liat Muka Madesu Kalian! Hahaha!!” Ucapku Sambil Mengambil Jurus Seribu Langkah, Yang Segera Diikuti Oleh Kedua Sahabatku Itu..

^O.O^

Hari Ini, Lebih Tepatnya Malam Ini, Aku, Aya, Dan Rizka Masih Berada Di Sekolah, Walau Jam Di Dinding Telah Menunjukkan Lebih Dari Jam 8. Kami Masih Sibuk Dengan Majalah Sekolah  Kami. Sebenarnya, Masih Ada Raga Dan Eza. Tapi Mereka Sedang Keluar Untuk Membeli Makanan. Dan Kamilah Sisanya..
Tengah Asyik Bekerja, Tiba-Tiba....
“Kringg...!”

“Tok..Tok.” Telepon Dan Pintu Dengan Kompaknya Berbunyi Bersama. Bikin Jantung Copot Aja!
“Halo??” Aya Mengambil Alih Telepon. Dan Rizka Membuka Pintu
“Halo??” Aya Mengulangi Ucapannya

“Gak Ada Siapa-Siapa!” Rizka Menutup Kembali Pintu Setelah Memastikan Tak Ada Seseoranng Pun Di Luar.
“Gak Di Jawab! Palingan Orang Iseng!” Aya Meletakkan Kembali Gagang Telepon.

Namun, Semua Tak Berhenti Disana. Telepon Itu Terus Saja Berdering, Tanpa Ada Seorang Pun Yang Berbicara.
“Kringg..!!” Telepon Berdering Untuk Kelima Kalinya.
“Halo?!” Kini, Aya Menjawab Dengan Nada Jengkel! Suasana Mulai Mencekam Dan Membuat Bulu Kudukku Mulai Berdiri. Entah Kenapa Tenggorokanku Sangat Kering. Aku Bertukar Pandang Dengan Rizka. Lalu, Ku Alihkan Pandanganku Pada Aya. Dan Pada Saat Itulah....

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar